Jumat pagi, 19 Mei 2023, Muchlisin menghadiri pernikahan Fiqih Sabilillah Ariestanto dan Amalliatul Mahbubah di Masjid Al-Burhan, Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Dalam rangkaian akad nikah pengurus Gresh itu, Muchlisin mendapat amanah untuk menyampaikan khutbah nikah dan nasihat pernikahan.
Khutbah nikah disampaikan sebelum prosesi akad nikah. Sangat singkat, hanya berisi pesan taqwa dan penjelasan tentang kewajiban menikah yang merupakan sunnah Rasulullah dengan menyebutkan beberapa ayat Al-Quran dan hadits Nabi.
Sedangkan nasihat pernikahan ia sampaikan setelah proses akad nikah. Waktunya lebih panjang dan menggunakan bahasa Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Muchlisin menjelaskan tujuan pernikahan menurut Surah Ar-Rum ayat 21. Yakni sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Sakinah
“Sakinah adalah ketenangan. Sebelum menikah, terkadang seorang pemuda ketika melihat seorang pemudi ia bertanya-tanya dalam hati, inikah tulang rusukku. Demikian pula seorang pemudi, ketika melihat seorang pemuda, ia bertanya-tanya apakah pemuda itu adalah calon imamnya. Setelah menikah, ia akan tenang sebab sudah pasti jodoh yang Allah takdirkan,” kata penulis buku Cinta Sehidup Sesurga ini.
Menurutnya, sakinah dalam keluarga akan hadir ketika suami istri sama-sama beriman dan bertakwa. Ketika suami ada masalah di luar atau lelah setelah bekerja, saat pulang ia disambut oleh istrinya dengan penuh cinta, hatinya langsung tenang. Ketakwaan juga membuat suami istri merasakan ketenangan karena percaya pada kesetiaan pasangannya di tengah maraknya perselingkuhan yang akhir-akhir ini memenuhi media sosial dan pemberitaan.
Mawaddah
Muchlisin menjelaskan, mawaddah adalah cinta yang bernuansa romantisme. Karena faktor fisik bahwa suaminya tampan dan istrinya cantik. Meskipun keduanya sangat relatif. Mawaddah inilah yang melahirkan hasrat dan gairah. Umumnya, ia dominan pada pasangan muda.
“Rasulullah mencontohkan bagaimana beliau membangun mawaddah. Misalnya memanggil istri dengan panggilan kesayangan. Rasulullah memanggil Bunda Aisyah dengan sebutan “humaira” yang artinya pipinya kemerah-merahan.
Lebih jauh Muchlisin mencontohkan, Rasulullah sering mengajak istrinya bepergian. Rasulullah mengajak Bunda Aisyah nonton parade militer berdua dalam posisi Bunda Aisyah menyandarkan kepalanya di pundak Rasulullah. Rasulullah juga pernah mengajak Bunda Aisyah lomba lari.
“Bahkan, Rasulullah pernah mandi berdua dengan Bunda Aisyah. Nah, ini perlu diamalkan oleh pengantin baru seperti Ustadz Fiqih dan Mbak Lia. Mungkin saat bulan madu. Kalau di rumah kita tidak ada bathtub, mungkin sekali-kali bisa menginap di hotel yang ada bathub-nya. Tujuannya, mengamalkan sunnah Nabi. Insya Allah besar pahalanya,” kata Pembina Klinik Nikah Gresik ini.
Rahmah
Terakhir, Muchlisin menjelaskan tentang rahmah. Bahwa rahmah adalah kasih sayang bukan karena faktor fisik melainkan karena iman dan komitmen.
“Inilah yang membuat rumah tangga menjadi langgeng. Misalnya orang tua kita, kakek nenek kita, mereka yang sudah tua tidak bisa lagi romantis-romantisan tetapi tetap harmonis karena saling menyayangi,” terang Muchlisin.
Di antara cara membangun rahmah, tambah Ketua FLP Jawa Timur ini, adalah dengan mendirikan sholat tahajud.
Bukan tahajud sendiri tetapi sholat tahajud suami istri. Caranya sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
رَحِمَ اللَّهُ رَجُلاً قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ فَإِنْ أَبَتْ رَشَّ فِى وَجْهِهَا الْمَاءَ رَحِمَ اللَّهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَصَلَّى فَإِنْ أَبَى رَشَّتْ فِى وَجْهِهِ الْمَاءَ
Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun di waktu malam lalu shalat dan ia pun membangunkan istrinya lalu sang istri juga shalat. Bila istri tidak mau bangun, ia percikkan air ke wajahnya. Semoga Allah juga merahmati seorang perempuan yang bangun di waktu malam lalu ia shalat dan ia pun membangunkan suaminya. Bila suami enggan untuk bangun, ia pun memercikkan air ke wajahnya. (HR. An Nasa’i. Hadits senada juga diriwayatkan Abu Dawud dan Tirmidzi)
Yang paling berkesan dari pernikahan di Masjid Al-Burhan ini, menurut Muchlisin, adalah momen saat pengantin pria membacakan Surah Ar-Rahman. Dengan hafalan merdu, Ustadz Fiqih membuat hadirin terharu. Apalagi ketika ia menangis sesenggukan, suasana menjadi semakin syahdu. []