Categories: Berita

Muchlisin

halalbihalal uisi

Keluarga besar Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) menggelar halalbihalal, Jum’at, 5 Mei 2023, di auditorium Kampus B. Halalbihalal tersebut dihadiri langsung oleh Rektor UISI Prof. Dr. Eng. Ir Herman Sasongko. Hadir pula Wakil Rektor I Prof. Fahimah Martak, Wakil Rektor II Dr. Leo Herlambang, S.E., M.M, serta puluhan dosen dan karyawan UISI.

Dalam sambutannya, Rektor UISI Prof. Dr. Eng. Ir Herman Sasongko mengajak bersyukur atas nikmat-nikmat Allah termasuk capaian UISI dalam akreditasi. Nilai baik sekali untuk enam program studi yang keluar persis menjelang Ramadan merupakan kado Ramadan bagi UISI setelah sebulan penuh berjibaku dalam proses administrasi dan visitasi.

Mantan pimpinan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) itu juga mengingatkan untuk istiqamah meneruskan semangat Ramadan.

“Jangan menjadi hamba Ramadani yang hanya semangat beribadah di bulan Ramadan,” kata profesor yang memiliki koleksi 200 keris karena kecintaannya pada metalurgi tersebut.

Usai sambutan Rektor, pembawa acara meminta Muchlisin menyampaikan tausiyah. Penulis delapan buku solo tersebut mengawali dengan menyampaikan bahwa dirinya tidak sedang memberi tausiyah.

“Saya hanya mengingatkan diri sendiri sekaligus mengajak untuk bermuhasabah agar Allah jadikan hamba-Nya yang istiqamah,” kata Pembina Yayasan Edupro Gemilang Indonesia tersebut.

Menjaga istiqamah, lanjut Muchlisin, adalah dengan menjaga taqwa yang dibentuk melalui puasa dan ibadah-ibadah lainnya di bulan Ramadan. Di antara tandanya adalah lima karakter yang Allah firmankan dalam Surah Ali Imran ayat 133-135. Yakni suka bersedekah baik di waktu lapang maupun sempit, menahan marah, suka memaafkan, berusaha menjadi muhsinin, dan segera bertaubat saat melakukan kesalahan.

Ketua FLP Jawa Timur itu menjelaskan, menahan marah artinya mengelola emosi dan tidak melampiaskan kemarahan. Selain memaparkan keutamaannya dengan mengutip beberapa hadits dalam buku La Tagdhab karya Aidh Al-Qarni, ia juga mengutip Letting Go karya David Hawkins.

“Menurut David Hawkins, perasaan yang dilampiaskan atau diluapkan, tidak membuat orang tersebut menjadi lega. Yang terjadi justru ia memberikan energi terhadap perasaan tersebut dan mungkin memendamnya sebagian. Orang yang melampiaskan kemarahannya biasanya tidak cukup sekali, tetapi berkali-kali. Lalu orang yang terkena pelampiasan itu, dia harus menekan, melampiaskan, atau melarikan diri dari perasaan tersebut. Siklus inilah yang membuat hubungan menjadi retak dan berantakan.”

Karenanya, lanjut Muchlisin, Al-Qur’an melanjutkan wal kaadhimiinal ghaid dengan wal aafiinaa ‘anin naas. Tak hanya menahan marah tetapi juga melepaskannya dengan cara memaafkan. Ketika seseorang bisa memaafkan, hatinya menjadi lapang. Tak ada dendam, tak ada kebencian. Dua hal ini sekaligus menjadi tanda sucinya hati. Selain itu, memaafkan melalui momen halalbihalal juga memperkuat silaturahmi.

Sucikan Hati, Kuatkan Silaturahmi, Tingatkan Kinerja di 1 Dekade UISI. Demikian tema halalbihalal UISI pada idulfitri 1444 ini. Untuk poin ketiga, Muchlisin menjelaskannya dalam karakter muhsinin. Menurutnya, muhsinin tidak sesederhana “berbuat baik” sebagaimana terjemah pada umumnya. Dari beberapa tafsir ia mendapatkan bahwa muhsinin setidaknya memiliki tiga dimensi.

Dalam dimensi ibadah, muhsinin adalah orang yang ihsan dalam ibadahnya. Maka, ia berusaha khusyu’ dalam shalat, dzikir, dan berdoa. Dalam dimensi akhlak, muhsinin adalah orang yang memiliki khuluqin hasanin sebagai sabda Nabi. Maka, ia mampu berbuat baik bahkan kepada orang yang berbuat buruk kepadanya. Dalam dimensi profesi, muhsinin adalah orang yang ihsan dalam bekerja. Ihsan di sini maknanya adalah itqan, profesional.

Untuk meningkatkan kinerja, bekerja profesional adalah kuncinya. Yakni memadukan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas. []